AURORA NEWS - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengusulkan rencana perdamaian Ukraina-Rusia dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura, Sabtu (3/6).
Dalam usulan perdamaiannya, Prabowo menyerukan zona demiliterisasi dan referendum PBB di wilayah yang disengketakan.
Prabowo mengusulkan rencana multi-poin termasuk gencatan senjata pada posisi saat ini dari kedua pihak yang berkonflik dan membangun zona demiliterisasi dengan mundur 15 kilometer dari posisi garis depan masing-masing pihak.
Menurutnya, zona demiliterisasi harus diamati dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian yang dikerahkan oleh PBB.
Sedangkan referendum PBB harus diadakan untuk memastikan secara obyektif keinginan mayoritas penduduk di berbagai wilayah yang disengketakan.
Baca Juga: Peneliti Australia: Bawang Putih Berkhasiat Melawan COVID dan Influenza
Prabowo juga meminta para pejabat pertahanan dan militer dari seluruh dunia untuk mengeluarkan deklarasi yang menyerukan penghentian permusuhan.
"Saya mengusulkan agar dialog Shangri-La menemukan bentuk deklarasi sukarela yang mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian," kata Prabowo.
Sementara Utusan Tinggi dan Wakil Presiden Komisi Eropa, Josep Borrell Fontelles menyatakan. jika dukungan militer untuk Ukraina dihentikan, perang akan segera berakhir - tetapi kedaulatan negara itu jatuh ke tangan agresi luar.
"Kami tidak dapat berhenti mendukung Ukraina secara militer karena kami tidak menginginkan perdamaian yang merupakan perdamaian penyerahan diri. Kedamaian bagi yang lebih kuat," kata Borrell.
Presiden Ukraina Volodymr Zelenskiy telah mengusulkan rencana perdamaian 10 poin, yang meminta Rusia untuk menarik semua pasukannya dari Ukraina.
Kepala penasihat diplomatik Ihor Zhovkva mengatakan Ukraina tidak tertarik pada gencatan senjata yang hanya memberi keuntungan teritorial bagi Rusia. ***