AURORA NEWS - Jumlah kendaraan listrik di Australia kini sudah lebih dari 100 ribu unit. Seiring dengan banyaknya populasi kendaraan bebas emisi gas buang itu, kini muncul ancaman lingkungan dari limbah baterai mobil listrik.
Melansir ABC yang mengutip penelitian dari University of Technology Sydney (UTS) terungkap, usia pemakaian sekira 30 ribu ton baterai dari mobil listrik di Australia akan berakhir pada tahun 2030.
Setelah itu jumlahnya akan terus meningkat menjadi 360 ribu ton pada tahun 2040 dan 1,6 juta ton pada 2050.
Para ahli lingkungan mengingatkan tiga ancaman dari limbah baterai mobil listrik, yaitu risiko kebakaran di tempat pembuangan, dampak lingkungan dan risiko kesehatan yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya yang masuk ke dalam saluran air atau tanah.
"Kita harus mengambil tindakan sekarang," kata Libby Chaplin, CEO Battery Stewardship Council (BSC), lembaga yang didukung oleh pemerintah untuk menangani masalah pembuangan baterai mobil listrik di Australia.
Baca Juga: Korban Tewas Kecelakaan Kereta di India Kini Hampir 300 Orang, Begini Kesaksian Penumpang
Potensi Meledak
BSC sudah lama mengingatkan tentang potensi baterai lithium meledak di tempat pembuangan bila terjadi kerusakan atau kebocoran.
"Saat ini dengan baterai lithium dalam bentuk yang lebih kecil yang dibuang di tempat pembuangan umum saja sudah menyebabkan kebakaran berulang kali," kata Libby.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah mengingatkan risiko kesehatan terkait barang elektronik, termasuk baterai, yang dibuang sembarangan.
Bahan kimia berbahaya dalam jumlah besar bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti masalah pernapasan, infertilitas, penyakit otak, dan kanker.
Berat baterai mobil listrik adalah sekira 500 kilogram. Isinya mengandung banyak bahan, mulai dari bahan plastik, aluminium sel baterai, lithium hingga tembaga.
Baca Juga: Indonesia Ajak Negara-negara BRICS Perjuangkan Hak Pembangunan
Rencana Daur Ulang
Sumber: ABC Indonesia