AURORA NEWS - Cathay Pacific Airways telah memecat tiga awak kabin setelah seorang penumpang mengeluhkan diskriminasi dalam penerbangan dari China daratan.
Perlakuan diskriminatif terekam dalam klip audio yang langsung jadi viral di media sosial. Para pejabat Hong Kong langsung murka atas insiden tersebut.
Dalam klip itu, seorang awak kabin tampaknya menolak permintaan penumpang untuk selimut dan mengolok-olok kurangnya bahasa Inggris sang pelancong.
"Jika Anda tidak bisa mengatakan selimut dalam bahasa Inggris, Anda tidak bisa memilikinya," dalam suara yang terdengar saat penerbangan Cathay Pacific dari Chengdu ke Hong Kong.
Dalam sebuah pernyataan Selasa (23/5) malam waktu setempat, CEO Cathay Pacific (CPCAY) Ronald Lam mengatakan dia secara pribadi akan memimpin satuan tugas untuk meningkatkan layanan dan menghindari insiden serupa di masa depan.
Baca Juga: Honda Bakal Ikut Lagi Balap F1 pada Musim 2026 Setelah Gandeng Produsen Otomotif Ini
“Kami perlu memastikan bahwa semua karyawan Cathay Pacific harus selalu menghormati pelanggan dari berbagai latar belakang dan budaya, dan bahwa kami memberikan layanan berkualitas secara konsisten di semua pasar yang kami layani,” katanya.
China daratan tetap sangat penting bagi Cathay Pacific karena tidak hanya sebagai pasar penerbangan tetapi juga sebagai jalur kehidupan finansial.
Air China (AIRYY), maskapai nasional China saat ini adalah pemegang saham terbesar kedua Cathay, dengan sekitar 20% saham. Cathay juga merupakan investor di Air China (AIRYY), memegang sekitar 16% sahamnya.
Beberapa pengunjung China daratan ke Hong Kong, bekas jajahan Inggris di mana kebanyakan orang berbicara bahasa Kanton, telah lama mengeluhkan diskriminasi terhadap mereka karena berbicara bahasa Mandarin, bahasa nasional China.
Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Timnas Argentina Akan Berlaga di GBK 19 Juni 2023, Messi Ikut Main?
Media pemerintah China mengkritik maskapai tersebut, yang dimiliki oleh Swire Pacific (SWRAY), konglomerat yang berakar di Hong Kong dan Inggris.
"Budaya perusahaannya tampaknya mempertahankan kekaguman tertentu terhadap orang asing, rasa hormat relatif terhadap orang Hong Kong dan penghinaan terhadap orang China daratan," kata sebuah editorial di People's Daily yang dikelola pemerintah.
“Di Hong Kong China, tren kebalikan dari memuja bahasa Inggris dan memandang rendah bahasa Mandarin pasti akan segera hilang dalam gelombang sejarah.”