AURORA NEWS - Korea Utara (Korut) harus siap meluncurkan serangan balik nuklir kapan saja untuk mencegah perang. Demikian dikatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seperti dikutip CNN dari media pemerintah negara itu, KCNA, Senin (20/3).
Kim Jong Un menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan memperluas latihan militer bersama di dekat perbatasan negaranya. Pernyataan Kim muncul setelah Korut melakukan simulasi serangan balik nuklir.
Dalam laporan KCNA, sebuah rudal balistik Korea Utara yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir tiruan yang diluncurkan pada Minggu, meluncur sekitar 800 kilometer sebelum mencapai target pada ketinggian 800 meter.
"Latihan tersebut memungkinkan pasukan Korea Utara untuk menjadi "akrab dengan keadaan yang tidak terduga dan membuat mereka lebih siap dalam postur aktif mereka untuk melakukan serangan balik nuklir segera dan luar biasa kapan saja," KCNA mengutip ucapan Kim.
Saat melihat simulasi bersama putrinya, Kim Jong Un menekankan pentingnya untuk terus mengatur dan melakukan latihan semacam itu di bawah kondisi simulasi perang yang sebenarnya.
Baca juga: 19 Tewas Akibat Kecelakaan Bus di Bangladesh
Digelarnya simulasi serangan balik nuklir Korea Utara terjadi setelah pembom strategis AS mengambil bagian dalam latihan udara bersama dengan pasukan Korea Selatan pada hari Minggu sebagai bagian dari "Freedom Shield," latihan militer gabungan terbesar kedua negara.
Latihan gabungan menampilkan pembom strategis B-1B AS, pesawat tempur siluman F-35A dari Angkatan Udara Korea Selatan dan pesawat tempur F-16 dari Angkatan Udara AS.
Korea Utara telah meningkatkan peluncuran rudal sebagai protes atas latihan perang bersama AS-Korea Selatan, menembakkan rudal kapal selam sebelum latihan.
Kim menuduh AS dan Korea Selatan memperluas latihan militer bersama yang melibatkan aset nuklir Amerika dan mengklaim bahwa musuh-musuhnya hendak melakukan agresi. Inilah yang mendorong Pyongyang meningkatkan pencegahan perang nuklirnya secara eksponensial.
KCNA melaporkan, latihan serangan balik nuklir dua hari Korea Utara dibagi menjadi latihan untuk mengelola sistem kontrol serangan nuklir, termasuk pelatihan untuk mengambil "postur serangan balik nuklir" dan latihan lain untuk "meluncurkan rudal balistik taktis berujung dengan hulu ledak nuklir tiruan.