Tak Hanya Paru-paru, Covid juga Serang Otak, Mata, hingga Ginjal Manusia

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 09:12 WIB
 Covid-19
Covid-19

AURORA NEWS – Penelitian terbaru mengungkapkan fakta mencengangkan. Covid-19 ternyata tidak hanya menyerang saluran pernapasan manusia.

Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus Corona berdampak ke hampir semua organ tubuh namusia. Hal tersebut berdasarkan pada hasil autopsi korban Covid-19.

Data menunjukkan bukti virus tersebut menyerang seluruh bagian tubuh. Tak hanya  paru-paru, jantung, limpa, ginjal, hati, usus besar, dada, otot, saraf, saluran reproduksi, mata, dan otak juga terimbas efek covid.

Baca Juga: Lesti Berikan Nyawa Lagu Baru Berjudul Insan Biasa dengan Penuh Emosional Saat Rekaman

Bahkan, sisa-sisa coronavirus ditemukan di otak pasien yang meninggal 230 hari setelah mereka mulai menunjukkan gejala. Para peneliti mengatakan temuan terbaru mereka adalah analisis paling komprehensif hingga saat ini tentang kegigihan seluler SARS-CoV-2 dalam tubuh manusia.

Riset tersebut melibatkan 44 autopsi. Para peneliti dengan hati-hati mendeteksi dan menghitung tingkat messenger RNA dari SARS-CoV-2 di 85 lokasi dan cairan.

Informasi genetik ini menunjukkan tempat virus mungkin telah bereplikasi selama hidup seseorang. Hal ini yang menyebabkan infeksi bisa bertahan hingga berbulan-bulan.

Baca Juga: 12 Laga Tanpa Kemenangan, Patrick Vieira Dipecat Crystal Palace

"Data kami menunjukkan bahwa pada beberapa pasien SARS-CoV-2 dapat menyebabkan infeksi sistemis dan bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan," kata kesimpulan para penulis studi yang merupakan peneliti di Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH).

Autopsi pada mereka yang tertular Covid-19 telah menunjukkan tanda-tanda awal penyebaran multi-organ, dengan sisa-sisa genetika virus muncul di banyak sekali jaringan, organ, dan cairan. Pada Juli 2020, autopsi lebih lanjut menunjukkan bukti pembekuan darah di hampir setiap organ vital dari mereka yang terjangkit virus.

Dikutip dari Sciencealert, para peneliti sekarang mereplikasi dan mengonfirmasi hasil ini dengan lebih detail daripada sebelumnya. Dari autopsi yang dilakukan pada April 2020 hingga Maret 2021, para peneliti menemukan individu yang lebih tua dan tidak divaksinasi yang meninggal karena Covid-19 menunjukkan banyak tanda replikasi SARS-CoV-2 di total 79 lokasi dan cairan tubuh.

Baca Juga: Saat Jaket Kuning Ridwan Kamil Berujung Pemecatan Seorang Guru Honorer

Terlebih lagi, beberapa perubahan terlihat dalam waktu dua minggu setelah gejala pertama mulai muncul. Jika pada paru-paru menunjukkan peradangan dan cedera paling banyak, otak dan organ lain tidak sering menunjukkan perubahan jaringan yang signifikan, meskipun ada beban virus yang besar.

Peneliti studi yang dipublikasi di Nature itu tidak yakin mengapa bisa demikian. Bisa jadi, karena sistem kekebalan manusia tidak sebaik menargetkan lokasi lain ini dibandingkan dengan paru-paru.

Halaman:

Editor: Denny S. Batubara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X